Setiap orang yang masih bisa merasakan indahnya nikmat yang Allah berikan
di dunia ini, tentunya juga menghadapi suatu keadaan dimana keadaan tersebut
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Artinya, semua orang yang masih hidup di dunia ini, pasti mempunyai
masalah yang harus dihadapi. Masalah tersebut melengkapi jalan kehidupan kita.
Tetapi bukan berarti Allah tidak rela membiarkan kita hidup bahagia di dunia
ini tanpa masalah, melainkan
Allah sedang memberikan tawaran kepada hambanya untuk memilih. Ya,, agar hambanya memilih
jalan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Apakah masalah tersebut akan dihadapi dengan
cara yang ma’ruf, atau dengan cara yang munkar, atau pertengahan antara ma’ruf
dengan munkar. Lagi-lagi kita harus memilih menurut cara kita, dan nantinya
kita juga yang akan merasakan buah dari pilihan kita tersebut dengan melihat
apakah masalah tadi terselesaikan dengan baik , atau sebaliknya. Tetapi sebenarnya,
Allah tidak diam saja melihat kita berpusing-pusing dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Artinya, Allah telah mengajari dan membimbing kita dalam
menyelesaikan masalah. Tidak lain dan
tidak bukan adalah kita harus selalu
berpegang teguh pada ayat-ayat Allah, baik ayat qouliyah yang berupa Qur’an,
dan ayat kauniah yang berupa ciptaan-ciptaan Allah di dunia ini .Tidak ada
masalah yang tidak Allah jelaskan di dalam firmannya. Tergantung kita mau mencari dan mempelajari
bimbingan Allah tersebut atau tidak.
Ada sebuah cerita yang cukup menarik
tentang masalah. Seorang anak, mengeluh
kepada ayahnya, dia mengeluh karena terlalu banyak masalah yang ia hadapi,
masalah itu selalu bertambah disetiap harinya, kadang seperti keluar dari mulut
buaya, lalu masuk ke mulut harimau. Dia tidak
tau kenapa Allah selalu memberinya masalah yang bertubi-tubi. Untuk menjawabnya,
sang ayah menyuruh kepada anak untuk mengambil telur , wortel, dan kopi yang
semuanya masih mentah. Sang ayah
menyuruhnya untuk merebus ketiga material tersebut. Setelah matang, sang ayah
mengatakan “Jadi seperti itu lah orang
hidup dengan masalah, apakah dia akan menjadi
seperti telur, atau wortel, atau kopi”
Nah, dari filosofis telur, wortel, dan kopi tersebut, ada hikmah
besar dan bermanfaat yang bisa kita ambil.
Telur yang dalam keadaan mentah merupakan materi yang sangat lembut, setelah direbus dengan api yang panas, dia
lantas akan mengeras. Jika hal tersebut kita implikasikan kepada manusia, Ada
manusia yang pada awalnya dia mempunyai sifat yang sangat lembut, halus dalam
tingkah lakunya,mudah menerima kebenaran, taat kepada perintah agama, dan bisa bermanfaat
bagi orang lain. Tetapi setelah diuji oleh Allah dengan masalah, justru orang
tersebut malah menjadi sosok yang keras,dan tidak bisa menerima kebenaran.
Kemudian ada juga orang yang pada
asalnya dia memiliki sifat yang teguh, percaya diri, istiqamah dalam kebenaran,
tetapi setelah menghadapi masalah, justru semua sifatnya itu menjadi lebur, dia
menjadi orang yang tidak mempunyai kepercayaan
diri, keteguhan hati, dan mudah menerima hasutan dari orang lain. Hal tersebut
dianalogikan seperti sebuah wortel yang tadinya keras, setelah direbus dengan
air panas, dia menjadi sangat lembek.
Cerita tentang telur dan wortel
diatas, menggambarkan bahwa orang yang seperti itu, termasuk orang yang gagal
dalam menghadapi masalah. Dia salah dalam
memilih jalan untuk menyelesikan masalah. Mulai dari cara memandang, cara
menyikapi, dan menghadapi masalah tersebut. Dia tidak menghadapi masalah tadi
dengan cara yang ma’ruf, seihingga hasilnya pun tidak ma’ruf, justru menjadikan
dia lebih buruk dari sebelumnya. Orang seperti inilah yang dikatakan oleh
Rasulullah sebagai orang yang merugi. Dan orang seperti ini, cenderung dia akan
selalu mencela dan menyalahkan masalah. Na’udzubillahi min dzalik…
Berbeda dengan kopi yang dalam keadaan mentah, dia tidak enak untuk
dimakan, baunya kurang sedap, bentuknya tidak baik, dan tidak terlalu bermanfaat
bagi orang lain. Tetapi setelah direbus, dia akan menjadi harum, enak diminum,
dan banyak manfaatnya bagi manusia. Inilah yang seharusnya kita jadikan
teladan. Seseorang yang tadinya tidak terlalu bermanfaat bagi orang lain, akan
tetapi setelah menghadapi masalah yang besar, dia menjadi orang yang bermanfaat
bagi orang lain. Hal ini karena dia menghadapi masalah tersebut dengan
cara yang ma’ruf. Dia berhasil memilih jalan yang dalam untuk menghadapi
masalah. Dan orang seperti inilah yang tidak akan pernah menyalahkan masalah,
tetapi justru ia akan berterimakasih kepada maslah yang telah membawa dia menjadi
pribadi yang lebih baik.
Sedangkan kita,,,telur, wortel, ataukah kopi???
salm knal
BalasHapusNice post.. (y)
BalasHapus