Sabtu, 25 Agustus 2012

Sudah selayaknya Birul Walidain


Kita sebagai orang muslim wajib bersyukur kepada Allah karena kita dilahirkan oleh orang tua yang bertanggung jawab. Akan tetapi kebanyakan orang tidak menyadarinya. Kita bisa membayangkan apabila kita dilahirkan oleh orang yang yang tidak bertaggung jawab, yang tidak seperti orang  tua kita yang sekarang ini.  Banyak  fakta yang bisa kita lihat sekarang dalam kehidupan nyata, tentunya mengenai orang tua yang tidak bertanggung jawab. Sebagai contoh tindakan aborsi yang dilakukan oleh orang tua yang tidak bertanggung jawab. Dimana bayi yang tidak berdosa itu dibunuh secara paksa oleh orang tuanya sendiri. Atau bayi yang dibuang oleh orang tuanya karena hamil diluar nikah atau karena orang tuanya yang tidak punya dana untuk membiayai hidup si bayi. Hal tersebut menunjukan bahwa di zaman yang sudah diterangi oleh cahaya islam, masih banyak orang-orang yang moralnya lebih buruk daripada moral orang-orang jahiliyah sebelum kedatangan Islam. Kita seharusnya bersyukur  kepada Allah karena telah menciptakan kita dari rahim seorang ibu yang bertnggung jawab. Dan mempunyai seorang ayah yang bertanggung jawab pula. Apabila kita renungkan, banyak sekali jasa-jasa orang tua kepada kita. Dari hal pendidikan, makanan, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Nah, dalam rangka mewujudkan rasa syukur kita sebagai seorang anak  karena telah diberi oleh Allah orang tua yang bertanggung jawab, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.  Yaitu adab dan perilaku kita terhadap orang tua kita yang sesuai dengan al-Qur’an dan sunnah. Diantaranya:
1.      Menurut Q.S Al-Israa’(17) : 23-24


وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا      وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Ayat tersebut membahas tentang akhlaq kita yang seharusnya terhadap kedua orang tua kita. Dari ayat tersebut, ada beberapa aspek hikmah yang dapat kita kaji kandungannya, yaitu :
·        Berbuat baik kepada orang tua. Sebagai seorang anak muslim, kita seharusnya memperlakukan orang tua kita secara mulia, menghormati, dan  bergaul dengan keduanya dengan pergaulan yang baik pula.
·        Tidak boleh berkata “ah” kepada orang tua. Artinya kita dilarang membangkang dan menyakiti hati orang tua kita. Baik dengan membentak keduanya, maupun berkata kasar kepada keduanya. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kita harus senantiasa mengucapkan kata-kata yang halus, sopan, dan mulia kepada orang tua kita.
·        Allah  memerintahkan kepada kita selaku anak muslim supaya merendahkan hati di hadapan orang tua, tidak sombong, dan tidak merasa lebih menang daripada orang tua. Walaupun pada faktanya  kita lebih sukses daripada orang tua kita. Namun yang perlu diingat saat kita telah sukses nanti adalah dibalik kesuksesan kita, pasti ada figur orang tua yang selalu mendukung kita.
·        Menyayangi kedua orang tua, diantaranya dengan cara mendoakan dari hati kita do’a yang tulus (رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا)
2.      Menurut hadis riwayat Bukhari & Muslim

عن ابن مسعود رضي الله عنه قال سألت النبي صلعم أي الأعمل أحب الى الله قال ألصلاة على وقتها قلت ثم أي قال برالوالدين قلت ثم أي قال الجهاد في سبيل الله (روى الشيخان)
Dari Abi Mas’ud r.a. berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah s.a.w. : Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah? Rasulullah menjawab,yaitu shalat tepat pada waktunya. Aku bertanya, kemudian apa? Rasulullah menjawab, berbuat baik kepada kedua orang tua. Aku bertanya, kemudian apa? Rasulullah menjawab, berjihad di jalan Allah.” (H.R. Bukhori dan Muslim)
Dari hadis tersebut tersebut dapat ditarik pengertian bahwa  birul-walidain atau berbuat baik kepada kedua orang tua adalah salah satu amalan yang terbaik. Artinya, keutamaan birul-walidain itu lebih besar daripada amalan-amalan lain. Jadi sebaiknya birul-walidain itu terlebih dahulu diperhatikan sebelum kita menjalani perbuatan baik yang lain. Jangan sampai kita termasuk orang yang rajin dalam melaksanakan amalan-amalan yang baik, namun melupakan orang tua kita. Pada masa sekarang ini banyak sekali terjadi kasus menelantarkan orang tuanya. Orang-orang yang sukses dalam bisnisnya dan pekerjaannya, lebih memilih menitipkan orang tuanya ke panti jompo dibandingkan merawatnya sendiri. Walaupun sebenarnya orang tua yang sudah lanjut usia pasti menginginkan anaknya sendiri yang merawatnya, bukan malah orang lain yang merawatnya.
            Ada sebuah cerita yang dikutip dari sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Bahwa pada zaman Rosulullah s.a.w, ada seorang lelaki yang datang kepada Rosulullah. Dia menyatakan bai’at kepada Rosulullah untuk ikut berjihad dan berrhijrah bersamanya dengan satu tujuan, yaitu mencari ridho dan pahala dari Allah. Kemudian Rosulullah menanyakan kepadanya, apakah salah satu dari kedua orang tuanya masih hidup atau sudah meninggal kedua-duanya. Kemudian lelaki tersebut mengatakan bahwa kedua orang tuanya masih hidup dan sudah lanjut usia. Mendengar jawaban lelaki tersebut, Rasulullah justru malah menyuruh lelaki itu pulang ke rumahnya dan merawat kedua orang tuanya.. Akhirnya lelaki tadi tidak ikut serta dalam hijrah dan jihad bersama Rasulullah, akan tetapi dia mengganti sarana mencari pahalanya dengan merawat kedua orang tuanya yang sudah lanjut  usia. Nah, dari sepenggal cerita tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa merawat kedua orang tua itu pahalnya tidak kalah dengan berhijrah dan berjihad di jalan Allah. Karena di dalam Islam, birul-walidain itu juga termasuk jihad fii sabiilillah.
            Bahkan Agama Islam sangat menghargai kedudukan orang tua, apalagi seorang ibu. Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat tentang siapa orang yang harus dipergauli dengan baik. Kemudian beliau menjawab bahwa orang yang harus dipergauli dengan baik adalah ibu. Beliau mengucapkannya smpai 3 kali. Baru kemudian Ayahlah yang harus dipergauli dengan baik pula.
            Merawat orang tua, memelihara orang tua, berkata dengan perkataan yang mulia, dan hal-hal yang telah dibahas tadi adalah merupakan cara kita berbakti kepada orang tua kita yang masih hidup. Sedangkan cara kita berbakti kepada orang tua kita yang telah meninggal dunia adalah dengan cara mendoakan orang tua kita. Kita sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tua harus memohonkan ampun kepada  Allah atas dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan orang tua semasa hidupnya. Karena salah satu  asset yang masih berlaku dihadapan Allah ketika seseorang telah meninggal dunia dalah anak sholeh yang mau mendoakan kedua orang tuanya.
            Durhaka kepada Allah adalah merupakan dosa besar yang harus dijauhi oleh seorang muslim. Ada 4 dosa yang tergolong dosa besar, yaitu Syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh manusia, dan bersaksi palsu. Sehingga kita sebagai seorang muslim harus senantiasa berhati-hati dalam menjaga hubungan kita dengan orang tua, jangan sampai orang tua kita merasa sakit hati karena tingkah laku atau perkataan kita terhadap kedua orang tua.


Title: Sudah selayaknya Birul Walidain; Written by Unknown; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah membaca..dimohon masukannya ya.. :)