Kita sebagai orang muslim wajib bersyukur kepada Allah karena kita
dilahirkan oleh orang tua yang bertanggung jawab. Akan tetapi kebanyakan orang
tidak menyadarinya. Kita bisa membayangkan apabila kita dilahirkan oleh orang
yang yang tidak bertaggung jawab, yang tidak seperti orang tua kita yang sekarang ini. Banyak fakta yang bisa kita lihat sekarang dalam
kehidupan nyata, tentunya mengenai orang tua yang tidak bertanggung jawab.
Sebagai contoh tindakan aborsi yang dilakukan oleh orang tua yang tidak
bertanggung jawab. Dimana bayi yang tidak berdosa itu dibunuh secara paksa oleh
orang tuanya sendiri. Atau bayi yang dibuang oleh orang tuanya karena hamil
diluar nikah atau karena orang tuanya yang tidak punya dana untuk membiayai
hidup si bayi. Hal tersebut menunjukan bahwa di zaman yang sudah diterangi oleh
cahaya islam, masih banyak orang-orang yang moralnya lebih buruk daripada moral
orang-orang jahiliyah sebelum kedatangan Islam. Kita seharusnya bersyukur kepada Allah karena telah menciptakan kita
dari rahim seorang ibu yang bertnggung jawab. Dan mempunyai seorang ayah yang
bertanggung jawab pula. Apabila kita renungkan, banyak sekali jasa-jasa orang
tua kepada kita. Dari hal pendidikan, makanan, tempat tinggal, dan lain sebagainya.
Nah, dalam rangka mewujudkan rasa syukur kita sebagai seorang anak karena telah diberi oleh Allah orang tua yang
bertanggung jawab, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yaitu adab dan perilaku kita terhadap orang
tua kita yang sesuai dengan al-Qur’an dan sunnah. Diantaranya:
1.
Menurut
Q.S Al-Israa’(17) : 23-24


Ayat tersebut membahas tentang akhlaq kita yang seharusnya terhadap
kedua orang tua kita. Dari ayat tersebut, ada beberapa aspek hikmah yang dapat
kita kaji kandungannya, yaitu :
·
Berbuat
baik kepada orang tua. Sebagai seorang anak muslim, kita seharusnya
memperlakukan orang tua kita secara mulia, menghormati, dan bergaul dengan keduanya dengan pergaulan yang
baik pula.
·
Tidak
boleh berkata “ah” kepada orang tua. Artinya kita dilarang membangkang dan
menyakiti hati orang tua kita. Baik dengan membentak keduanya, maupun berkata
kasar kepada keduanya. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kita harus
senantiasa mengucapkan kata-kata yang halus, sopan, dan mulia kepada orang tua
kita.
·
Allah memerintahkan kepada kita selaku anak muslim
supaya merendahkan hati di hadapan orang tua, tidak sombong, dan tidak merasa
lebih menang daripada orang tua. Walaupun pada faktanya kita lebih sukses daripada orang tua kita.
Namun yang perlu diingat saat kita telah sukses nanti adalah dibalik kesuksesan
kita, pasti ada figur orang tua yang selalu mendukung kita.
·
Menyayangi
kedua orang tua, diantaranya dengan cara mendoakan dari hati kita do’a yang
tulus (رَبِّ ارْحَمْهُمَا
كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا)
2.
Menurut
hadis riwayat Bukhari & Muslim
عن ابن مسعود رضي
الله عنه قال سألت النبي صلعم أي الأعمل أحب الى الله قال ألصلاة على وقتها قلت ثم
أي قال برالوالدين قلت ثم أي قال الجهاد في سبيل الله (روى الشيخان)
“Dari
Abi Mas’ud r.a. berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah s.a.w. : Apakah amalan
yang paling dicintai oleh Allah? Rasulullah menjawab,yaitu shalat tepat pada
waktunya. Aku bertanya, kemudian apa? Rasulullah menjawab, berbuat baik kepada
kedua orang tua. Aku bertanya, kemudian apa? Rasulullah menjawab, berjihad di
jalan Allah.” (H.R. Bukhori dan Muslim)
Dari hadis tersebut tersebut dapat ditarik pengertian bahwa birul-walidain atau berbuat baik
kepada kedua orang tua adalah salah satu amalan yang terbaik. Artinya,
keutamaan birul-walidain
itu lebih besar daripada amalan-amalan lain. Jadi sebaiknya birul-walidain
itu terlebih dahulu diperhatikan sebelum kita menjalani perbuatan baik yang lain.
Jangan sampai kita termasuk orang yang rajin dalam melaksanakan amalan-amalan
yang baik, namun melupakan orang tua kita. Pada masa sekarang ini banyak sekali
terjadi kasus menelantarkan orang tuanya. Orang-orang yang sukses dalam
bisnisnya dan pekerjaannya, lebih memilih menitipkan orang tuanya ke panti jompo
dibandingkan merawatnya sendiri. Walaupun sebenarnya orang tua yang sudah
lanjut usia pasti menginginkan anaknya sendiri yang merawatnya, bukan malah
orang lain yang merawatnya.
Ada sebuah cerita
yang dikutip dari sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Bahwa pada zaman
Rosulullah s.a.w, ada seorang lelaki yang datang kepada Rosulullah. Dia
menyatakan bai’at kepada Rosulullah untuk ikut berjihad dan berrhijrah
bersamanya dengan satu tujuan, yaitu mencari ridho dan pahala dari Allah.
Kemudian Rosulullah menanyakan kepadanya, apakah salah satu dari kedua orang
tuanya masih hidup atau sudah meninggal kedua-duanya. Kemudian lelaki tersebut
mengatakan bahwa kedua orang tuanya masih hidup dan sudah lanjut usia.
Mendengar jawaban lelaki tersebut, Rasulullah justru malah menyuruh lelaki itu
pulang ke rumahnya dan merawat kedua orang tuanya.. Akhirnya lelaki tadi tidak
ikut serta dalam hijrah dan jihad bersama Rasulullah, akan tetapi dia mengganti
sarana mencari pahalanya dengan merawat kedua orang tuanya yang sudah
lanjut usia. Nah, dari sepenggal cerita tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa merawat kedua orang tua itu pahalnya tidak kalah
dengan berhijrah dan berjihad di jalan Allah. Karena di dalam Islam, birul-walidain
itu juga termasuk jihad fii sabiilillah.
Bahkan Agama Islam
sangat menghargai kedudukan orang tua, apalagi seorang ibu. Rasulullah pernah
ditanya oleh seorang sahabat tentang siapa orang yang harus dipergauli dengan
baik. Kemudian beliau menjawab bahwa orang yang harus dipergauli dengan baik
adalah ibu. Beliau mengucapkannya smpai 3 kali. Baru kemudian Ayahlah yang
harus dipergauli dengan baik pula.
Merawat orang tua,
memelihara orang tua, berkata dengan perkataan yang mulia, dan hal-hal yang
telah dibahas tadi adalah merupakan cara kita berbakti kepada orang tua kita
yang masih hidup. Sedangkan cara kita berbakti kepada orang tua kita yang telah
meninggal dunia adalah dengan cara mendoakan orang tua kita. Kita sebagai
seorang anak yang berbakti kepada orang tua harus memohonkan ampun kepada Allah atas dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan
orang tua semasa hidupnya. Karena salah satu
asset yang masih berlaku dihadapan Allah ketika seseorang telah
meninggal dunia dalah anak sholeh yang mau mendoakan kedua orang tuanya.
Durhaka kepada Allah
adalah merupakan dosa besar yang harus dijauhi oleh seorang muslim. Ada 4 dosa
yang tergolong dosa besar, yaitu Syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua,
membunuh manusia, dan bersaksi palsu. Sehingga kita sebagai seorang muslim
harus senantiasa berhati-hati dalam menjaga hubungan kita dengan orang tua,
jangan sampai orang tua kita merasa sakit hati karena tingkah laku atau
perkataan kita terhadap kedua orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah membaca..dimohon masukannya ya.. :)