Allah
berfirman dalam al-Qur’an surat al-ghasiyah ayat 17-20 yang berbunyi :
eqqa
أَفَلا يَنْظُرُونَ إِلَى الإبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ وَإِلَى
السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ وَإِلَى
الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ وَإِلَى
الأرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
Artinya : “Maka
apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit,
bagaimana ia ditinggikan? Dan
gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”
Dengan membaca ayat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah s.w.t. selalu menyeru ummatnya untuk selalu memperhatikan lingkungan ciptaannya. Dan Allah melarang membuat kerusakan dimuka bumi. Sebagaimana firmannya dalam al-Qur’an surat al-a’raf ayat 56 yang berbunyi :
وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا
وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (A’raf: 56)
Allah melarang manusia untuk berbuat kerusakan
di muka bumi ini dengan bentuk kerusakan apapun, besar ataupun kecil. Di antara
contoh kerusakan adalah membunuh, merusak atau menghancurkan rumah-rumah tempat
tinggal, menebangi pohon, merusak saluran air, dan di antara bentuk kerusakan
di bumi adalah terjatuhnya seseorang dalam kekufuran dan kemaksiatan. Bahkan,
saat kaum muslimin menaklukkan suatu negeri, mereka di larang untuk
menghancurkan rumah-rumah penduduk atau merusak pepohonan yang ada kecuali
untuk maslahat tertentu. Al Auza’i berkata, “Abu Bakar melarang pasukan kaum
muslimin untuk menghancurkan rumah-rumah penduduk suatu negeri atau menebang
pepohonan yang ada”
Allah telah menjadikan manusia khalifah
{pemimpin], untuk menjaga alam ini. Maka dari itu, kita wajib menjaga dan
merawatnya dan jangan sampai alam ini rusak. Karena apabila rusak bukan saja
orang yang merusak yang dapat celaka akan tetapi semua manusia akan menanggung
akibatnya. Kalau Alam ini rusak akan terjadi bencana yang menimpa seluruh umat
manusia yang berada di daerah bencana tersebut, contohnya akibat penebangan
hutan maka akan terjadi tanah longsor dan banjir, bahkan seluruh ummat manusia
yang ada di muka bumi ini. Contoh kerusakan yang terjadi pada atmosfir bumi
akan berakibat matinya biota laut yang menumbuhkan terumbu karang, pemanasan
global, kekeringan, surutnya permukaan laut, mencairnya es di kutub dan
sebagainya. Dalam hal ini, Allah menjelaskan di dalam al-Qur’an surat al-Anfal
ayat 25:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ
خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya: “Dan
takutlah kamu sekalian pada fitnah (cobaan) yang menimpa tidak khusus kepada
orang yang dzolim diantara kamu saja.
Dan ketahuilah bahwa Allah sangat pedih siksanya”.
Oleh sebab itu kita harus menjaga lingkungan
hidup kita dengan cara tidak semena-mena. Kita dianjurkan untuk rajin menanam pohon.
Abu bakar Siddiq di usianya yang sudah mulai menua selalu rajin menanam pohon.
Ada protes ketika melihat Abu Bakar menanam pohon Mengapa Abu Bakar menanam
pohon yang tidak mungkin baginya untuk menikmati hasilnya, karena mengingat
usianya yang tidak mungkin lagi untuk menunggu hasil pohon tersebut sampai
berpuluh-puluh tahun. Abu Bakar menjawab karena dia hendah beribadah kepada
Allah. Menanam pohon adalah Ibadah dan Abu bakar ingin dirinya tercatat dihari
kiamat sebagai orang yang beribadah dengan menanam pohon.
Marilah kita sebagai
seorang muslim senantisa menjaga dan melindungi lingkungn kita dari kerusakan-kerusakan
yang diperbuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah membaca..dimohon masukannya ya.. :)