BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Allah berfirman
dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 1 :
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ
الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ
لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya :” Maha
Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S Al isra’: 1)
Allah s.w.t. telah mengisra'kan
(memperjalankan diwaktu malam hari) Nabi Muhammad s.a.w. dari masjidil Haram
(di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya masjid yang jauh (di Palestina).
Dahulunya orang biasa berjalan kaki dari satu tempat ketempat, ataupun menaiki
kuda, keledai, unta dan sebagainya.
Perjalanan dari Makkah ke Palestina
mengambil masa lebih kurang 40 hari. Ini adalah suatu perjalanan yang jauh,
tetapi dengan kuasa Allah telah dilakukan dalam
masa yang singkat, hanya dalam beberapa jam sahaja. Bagi orang dahulu, perrjalanan yang demikian jauh jika dapat dilakukan dalam masa beberapa jam sahaja adalah suatu hal yang luar biasa dan tidak dapat diterima oleh akal mereka. Oleh karena itu mereka yang tidak beriman seperti Abu Jahal dan pengikut-pengikutnya menggunakan peristiwa ini untuk menjatuhkan nama baik Nabi Muhammad s.a.w. dengan menuduh Nabi s.a.w. seorang pendusta dan berbagai tuduhan keji lainnya.
masa yang singkat, hanya dalam beberapa jam sahaja. Bagi orang dahulu, perrjalanan yang demikian jauh jika dapat dilakukan dalam masa beberapa jam sahaja adalah suatu hal yang luar biasa dan tidak dapat diterima oleh akal mereka. Oleh karena itu mereka yang tidak beriman seperti Abu Jahal dan pengikut-pengikutnya menggunakan peristiwa ini untuk menjatuhkan nama baik Nabi Muhammad s.a.w. dengan menuduh Nabi s.a.w. seorang pendusta dan berbagai tuduhan keji lainnya.
Mereka yang beriman dapat
menerimanya karena ia merupakan salah satu tanda dari kekuasaan Allah s.w.t.
yang telah pernah diberikan kepada Rasul-rasulnya
Dalam peristiwa ini, di samping Nabi
melihat tentang kebesaran-kebesaran Allah, juga diperlihatkannya surga beserta
panoramanya dan peristiwa-peristiwa yang lain yang menakjubkan.Semua amatlah penting
untuk dijadikan sebagai referensi renungan di tengah gelombang kehidupan yang
semakin runyam dan begitu dahsyat.Dan hal yang paling utama ialah diturunkanlah
sholat lima waktu yang InsyaAllah masih kita jalankan sampai
sekarang ini.
B.
Batasan Masalah
Pembahasan
makalah ini hanya terbatas pada persoalan mengenai sejarah Nabi Muhammad SAW,
lebih khususnya dalam hal sejarah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Yaitu tentang pengertiannya, masa terjadinya, kronologinya,
konteks situasi terjadinya, tanggapan orang-orang kafir Qurays tentang kejadian
isra’ mi’raj, hikmah yang bisa diambil dari peristiwa isra’ mi’raj, dan
masalah-masalah lain yang berkaitan dengan isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW.
C.
Tujuan
Pembahasan
Tujuan dari
pembahasan ini ialah untuk memberikan penjelasan kepada pembaca tentang bagaimana sejarah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Sehingga pambaca diharapkan bisa mengetahui tentang bagaimana Allah itu
memuliakan Nabi Muhammad SAW, dan diharapkan pembaca bisa memberikan
pengetahuan tentang Isra’ Mi’raj ini kepada orang lain yang membutuhkannya.
Disamping itu
pembahasan ini juga dimaksudkan untuk memenuhi tugas dari dosen semester II
mata pelajaran Sirah Nabawiyyah dalam topik pembahasan tentang Peristiwa Isra’
Mi’raj.
BAB II
Pembahasan
A.
Pengertian Isra’ Mi’raj
Isra’ Mi’raj
(Arab : الإسراء
والمعراج, al-’Isrā’
wal-Mi‘rāj) adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad
dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa
penting bagi umat Islam , karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu
dalam sehari semalam.
Isra’secara etimologi
atau menurut bahasa artinya berjalan di waktu malam.
Isra’ secara
terminologi atau menurut istilah artinya perjalanan Nabi Muhammad s.a.w. diwaktu
malam hari dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya masjid
yang jauh (di Palestina).
Mi’roj secara
etimologi atau menurut bahasa artinya tangga, atau
alat untuk naik dari bawah ke atas.
Mi’raj secara
terminologi atau menurut istilah adalah perjalanan nabi saw dari alam bawah
(bumi) ke alam atas (langit) sampai langit yang ke tujuh sampai ke sidratul
muntaha, yakni dari Masjidil Aqsha di Palestina naik ke alam atas melalui beberapa
langit dan ke sidratul muntaha dan terakhir sampai ke Arasyi dan Kursy
dimana beliau menerima wahyu dari Allah yang mengandung perintah shalat lima
waktu.
B.
Masa Terjadinya Isra’ Mi’raj
Para ulama tarikh banyak berselisih tentang waktu terjadinya isra’
mi’raj.Sebagian ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 7 Rabiul
awal,sebagian lagi pada tanggal 17 Rabiul awal, sebagian lagi pada tanggal 27 Rabiul akhir dan sebagian lagi
berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal tanggal 27 rajab.
Tapi sebagian
besar ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab .
Sedangkan tahun
terjadinya Isra’ Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Yaitu pada
malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.
Wallahu a’lamu bis-shawab…
C.
Konteks Situasi Terjadinya Isra’ Mi’raj
Kita kenal Isra' wal Mi'raj terjadi sekitar setahun sebelum
Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah (Yatsrib ketika itu). Ketika itu,
Rasulullah SAW dalam situasi yang sangat "sumpek", seolah tiada celah
harapan masa depan bagi agama ini. Selang beberapa masa sebelumnya, isteri
tercinta Khadijah r.a. dan paman yang menjadi dinding kasat dari penjuangan
meninggal dunia. Yang kita kenal dengan Ammul husni (tahun duka cita). Sementara
tekanan fisik maunpun psikologis kafir Qurays terhadap perjuangan semakin
berat. Rasulullah seolah kehilangan pegangan, kehilangan arah, dan pandangan
itu berkunang-kunang tiada jelas.
Dalam sitausi
seperti inilah, rupanya "rahmah" Allah meliputi segalanya,
mengalahkan dan menundukkan segala sesuatunya. "warahamatii wasi'at kulla syaei", demikian Allah deklarasikan
dalam KitabNya. Beliau di suatu malam yang merintih kepedihan, mengenang
kegetiran dan kepahitan langkah perjuangan, tiba-tiba diajak oleh Pemilik
kesenangan dan kegetiran untuk "berjalan-jalan" (saraa) melihat
langsung kebesaran singgasana Ilahiyah di "Sidartul Muntaha". Sungguh
sebuah "penyejuk" yang menyiram keganasan kobaran api permusuhan kaum
kafir. Dan kinilah masanya bagi Rasulullah SAW untuk kembali
"menenangkan" jiwa, mempermantap tekad menyingsingkan lengan baju
untuk melangkah menuju ke depan.
D.
Kronologi Terjadinya Isra’ Mi’raj
Suatu hari malaikat Jibril datang
menemui Nabi dan kemudian didatangkan buraq, 'binatang' berwarna putih yang lebih besar daripada keledai.
Sekali melangkah langkahnya sejauh pandangan mata. Dengan buraq itu Nabi
melakukan isra' dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis)
di Palestina. Nabi menambatkan buroqnya dengan tali dimana para
nabi sering menambatkan kendaraannya di
tempat itu. Kemudian Nabi Muhammad SAW salat dua rakaat di Baitul
Maqdis, setelah selesai
sholat beliau keluar dan Jibril mendatanginya dengan membawa segelas khamer
(minuman keras) dan segelas susu. Nabi Muhammad SAW memilih susu. Kata malaikat
Jibril, "Engkau dalam kesucian, sekiranya kau pilih khamer, sesatlah ummat
engkau."
Dengan buraq pula
Nabi SAW melanjutkan perjalanan bersama Jibril naik ke langit . Setelah sampai
di langit yang pertama,Jibril meminta kepada malaikat penjaga agar dibukakan
pintu langit tersebut, meraka ditanya oleh malaikat penjaga langit, “Siapakah
kamu?” Jibril Menjawab:”Saya Jibril” kemudian malaikat penjaga langit bertanya
kembali,”Dan siapa yang bersamamu?” Jibril menjawab,”Saya bersama Muhammad”,
ditanyakan lagi “Apakah Muhammad sudah diutus oleh Allah untuk datang kesini?”,
Jibril menjawab lagi,”ya,Muhammad sudah diutus oleh Allah”. Kemudian
dibukakanlah pintu langit tersebut, setelah mereka masuk ke langit yang pertama
itu, dijumpainya Nabi Adam. Nabi Adam menyambutnya dengan hangat dan mendoakan
baginya kebaikan. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua, dii langit ke dua
dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi Yusuf. Nabi
Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun di
langit ke lima, dan Nabi Musa di langit ke enam. Di setiap langit, Jibril
meminta kepada malaikat penjaga langit agar dibukakan pintu langit tersebut,
mereka juga ditanya oleh penjaga masing-masing langit dengan pertanyaan yang
serupa dengan pertanyaan pada waktu di langit yang pertama tadi.Nabi-nabi
tersebut menyambutnya dengan hangat dan juga mendoakan kebaikan sebagaimana
yang dilakukan nabi Adam tadi. Kemudian Nabi bersama Jibril melanjutkan
perjalanan ke langit ke tujuh,di sana nabi menjumpai nabi Ibrahim yang sedang
menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’mur.Baitul Ma'mur adalah tempat 70.000
malaikat shalat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali memasukinya dan tak
akan pernah masuk lagi.
Perjalanan
dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha adalah suatu tempat yang
sangat indah, yang tidak bisa dibayangkan keindahannya oleh seorangpun.Dari
Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam .Dari sidratul muntaha dilihatnya pula
empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir)
di dunia: sungai Efrat dan sungai Nil. Lalu Jibril membawa tiga gelas berisi
khamr, susu, dan madu, dipilihnya susu. Jibril pun berkomentar, "Itulah
(perlambang) fitrah (kesucian) engkau dan ummat engkau." Jibril mengajak
Nabi melihat surga yang indah.
Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib.
Mulanya diwajibkan salat lima puluh kali sehari-semalam.Kemudian Nabi menemui
Nabi Musa,dan Nabi Musa menyuruh nabi untuk meminta keringanan kepada Allah,
karena Nabi musa pernah memerintahkan hal itu kepada Bani Israil,dan mereka
tidak sanggup menjalankannya. Sehingga Nabi Musa yaqin bahwa ummat Nabi
Muhammadpun tidak sanggup menjalankannya. Atas saran Nabi Musa, Nabi SAW
meminta keringanan dan diberinya pengurangan sepuluh- sepuluh setiap
meminta.Akhirnya diwajibkan lima kali sehari semalam. Nabi Muhammad kembali
menemui Musa dan mengatakan bahwa sholat wajib itu menjadi 5x shalat dalam
sehari. Nabi Musa masih menyuruh Nabi Muhammad agar kembali kepada Allah untuk
meminta keringanan, Namun nampaknya Nabi Muhammad enggan dan malu kepada Allah
untuk meminta keringanan ."Saya
telah meminta keringan kepada Tuhanku, kini saya rela dan menyerah." Maka
Allah berfirman, "Itulah fardlu-Ku dan Aku telah meringankannya (menjadi
5x shalat) atas hamba-Ku. Setiap satu sholat (sebagai pengganti dari ) sepuluh
sholat, sehingga genaplah 50 kali sholat. Barang siapa berniat melakukan
kebaikan dan tidak melakukannya, maka diulis baginya satu kebaikan.Dan barang
siapa yang berniat kebaikan kemudian dia melakukannya,maka ditulis baginya
sepuluh kebaikan.Dan barang siapa berniat keburukan,dan ia tidak melakukannya,maka
tidak ditulis baginya satu keburukan. Dan barang sapa yang berniat keburukan.
kemudian dia mngerjakannya, maka ditulis baginya satu
keburukan”.Kemudian nabi pulang dari langit pada malam itu ke Masjidil Haram di
Makkah.
E.
Bagan Kronologi Isra’ Mi’raj
F.
Tanggapan Kaum Musyrikin Qurays
Keesokan hari setelah nabi melakukan Isra’ mi’raj, beliau datang ke
Masjidi Haram dan akan menyampaikan kejadian itu pada khalayak ramai.Abu jahal
pun tidak ketinggalan menyaksikannx dengan congkak dan sombongnya.Nabi muhammad
menceritakan peristiwa tersebut pada Abu Jahal.Nabi bercerita bahwa semalam
tadi beliau pergi ke Baitul Maqdis. Tapi Abu Jahal tidak percaya,bagaimana
mungkin pada malam hari beliau di Baitul Maqdis dan paginya sudah di Makkah.
Abu Jahal menantang Nabi untuk
menyampaikan hal tersebut pada semua kaum Quraisy, dan beliau
menyetujuinya.Beliau menyampaikan ceritanya .Ada yang tertawa terbahak-bahak ,
ada yang keheranan, ada yang bertepuk tangan, bahkan mengejek. Kemudian
seseorang mendatangi Abu Bakar dan menceritakan kepadanya bahwa Nabi Muhammad
telah bercerita tentang kejadian malam itu.Abu bakar membenarkan Nabi .Orang
tadi keheranan karena Abu Bakar begitu mempercayai Nabi. Sejak saat itu lah Abu
Bakar diberi gelar As-Shiddiq .Sebagian dari mereka mengemukakan berbagai
prtanyaan kepada Nabi tentang keadaan Baitul Maqdis .Bagaimana bentuk
bangunannya, rupanya, jumlah pintu, jendela, tiang, dan lain sebagainya.Sperti
itu untuk menguji kebenaran Nabi dan sebagai bantahan penghabisan bagi Nabi.
Nabi menjelaskan dengan tenang karena seketika itu Allah mengutus Jibril untuk
menggambarkan Baitul Maqdis . Mereka juga bertanya kepada Nabi tentang Iran,
Irak, dan Habsy yang telah dilewatinya, dan Nabi menjelaskan keadaannya dengan
tenang dan benar. Skalipun demikian,mereka tetap tidak percaya dan menganggap
jawaban yg serta merta jelasnya itu adalah sihir yang nyata.
G.
Nabi Muhammad SAW Mulai Mengerjakan Sholat
Pada saat isra’ dan Mi’raj, Nabi telah menerima wahyu dari Allah
SWT. Wahyu tersebut mengandung perintah wajib mengerjakan shalat lima kali
(lima waktu) sehari kepada beliau maupun kepada segenap ummatnya. Keesokan
harinya, sesudah beliau menyampaikan berita isra’ mi’raj kepada kaum musyrikin
qurays dan terutama kepada para sahabatnya dan pengikutnya, datanglah malaikat
Jibril kepada beliau untuk menjelaskan dan mengajarkan cara sholat yang wajib
dikerjakan.
Malaikat jibril
datang kepada Nabi dan berkata , “Marilah sholat!” ,Nabi kemudian melakukan
shalat dzuhur 4 rakaat pada waktu matahari telah condong (tergelincir).
Malaikat Jibril
datang lagi kepada nabi pada waktu ashar dan berkata , “Marilah shalat!”. Lalu
Nabi shalat ashar 4 rakaat pada waktu bayangan menjadi sama panjang dengan
aslinya.
Malaikat Jibril
datang lagi kepada nabi pada waktu magrib dan berkata, “Marilah sholat!”, Lalu
nabi sholat maghrib 3 rakaat pada waktu matahari telah masuk(terbenam).
Malaikat jibril
datang lagi kepada nabi pada waktu isya, dan berkata “Marilah sholat!”, Lalu
nabi sholat isya’ 4rakaat pada waktu telah hilang tanda merah tempat matahari
terbenam.
Kemudian Jibril
datang kepada nabi pada waktu isya’,sehabis tengah malam,Jibril berkata,
“Marilah sholat!”.Kemudian Nabi sholat isya’ 4 rakaat.
Kemudian Jibril
datang lagi pada waktu sebelum terbit matahari, Jibril berkata “marilah
sholat!”, kemudian beliau sholat subuh 2rakaat.
H.
Isra’ Mi’raj Dengan Ruh Atau Jasad
Banyak sekali perbedaan pendapat para ulama tentang hal ini. Apakah
Nabi Muhammad menjalankan isra’ mi’raj dengan ruhnya saja ataukah dengan
jasadnya juga. Orang yang mengatakan bahwa Isra’ dan Mi’raj Muhammad dengan ruh itu berpegang kepada keterangan
dari Umm Hani’ dan Aisyah, beliau mengatakan : “Jasad Rosulullah s.a.w. tidak
hilang, tetapi Allah menjadikan Isra’ itu dengan ruhnya”. Juga Mu’awiyyah bin
Abi Sufyan ketika ditanya tentang Isra’ Rosul menyatakan : “Itu adalah mimpi
yang benar dari tuhan. Disamping semua itu,orang berpegang pada firman Allah :
“Tidak lain mimpi yang Kami perlihatkan kepada kamu itu adalah ujian bagi
manusia.”
Sebaliknya orang
yang berpendapat bahwa isra’ dari Makkah ke Baitul Maqdis itu dengan jasad,
landasanya ialah apa yang pernah dikatakan
oleh Muhammad , bahwa dalam isra’ itu ia berada di pedalaman. Sedangkan
mi’raj ke langit adalah dengan ruh. Disamping mereka ada lagi yang berpendapat
bahwa isra’ dan mi’raj itu semuanya dengan jasad dan ruh. Wallahu a’lamu
bisshawaab...
I.
Makna Pentingnya Isra’ Mi’raj
Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat
perjalanan isra' mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit
sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj
benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah
rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-Isra:60) dan
menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada Rasulullah SAW.
Makna
penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian
perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai
ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia
kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang
hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi
yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat badannya dan mampu keuangannya.
Salat
lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas
kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah
mengingatkan:
"Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)
J.
Hikmah Isra’ Mi’raj
Hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa Isro’ dan Mi’roj:
a.
Menjaga Sholat 5 Waktu: Allah SWT memberikan hadiah sholat 5 waktu kepada Nabi Muhammad
dan umatnya supaya kita bisa ’berjumpa’ dengan Allah SWT melalui sholat, betapa
besar cinta dan rindu Allah kepada kita sehingga kita diperintahkan untuk
sholat 5 waktu. Sebagaimana hadits Rosulullah SAW diriwayatkan didalam Shahih
Bukhari : “barang siapa yang melakukan shalat sungguh ia sedang berbicara dan
bercakap-cakap dan menghadap Allah SWT”. Inniy wajjahtu wajhiya lilladziy
fatharassamaawaati wal ardhi….dst “ sungguh kuhadapkan jiwaku, hatiku, wajah
hati ku, kepada yang menciptakan langit dan bumi yaitu Allah subhanahu
wata'ala..”
b.
Mempercayai, membenarkan, dan
meyakini semua apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW: Sebagaimana Sahabat Abu Bakar ash-Shidiq yang selalu membenarkan
apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena pada hakikatnya semua apa
yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW berasal dari Allah SWT, dan tidak
keluar dari hawa nafsunya.
K.
Tujuan Isra’ Mi’raj
Tujuan yang
sebenarnya dari Isra' dan Mi'raj adalah memuliakan Rasulullah dan
memperlihatkan kepadanya beberapa keajaiban ciptaan Allah sesuai dengan firman
Allah dalam surat al Isra' ayat 1 ( لنريهمنآياتنا) Maknanya: "Agar kami memperlihatkan kepadanya sebagian
dari tanda-tanda kebesaran kami".serta mengagungkan beliau sebagai Nabi
akhir zaman dan sebaik-baik nabi di antara para nabi, sekaligus sebagai penguat
hati beliau dalam menghadapi tantangan dan cobaan yang dilontarkan oleh orang
kafir Quraisy terlebih setelah ditinggal mati oleh paman beliau Abu Thalib dan
isteri beliau Khadijah. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan
dari Isra' dan Mi'raj bukanlah bahwa Allah ada di arah atas, lalu Nabi naik ke
atas untuk bertemu dengan-Nya. Karena Allah ada tanpa tempat dan arah, dan
tempat adalah makhluk sedangkan Allah tidak membutuhkan kepada makhluk-Nya.
Allah ta'ala berfirman :
( فإن
الله غني عن العالمين (سورة آل عمران : 97
Maknanya : "Maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak
membutuhkan) dari alam semesta". (Q.S. Ali-Imran
: 97)
Allah tidak disifati dengan salah satu sifat makhluk-Nya seperti
berada di tempat, arah atas, di bawahdan lain-lain. Juga perkataan Imam
ath-Thahawi :
"Allah tidak diliputi oleh salah satu arah penjuru maupun enam
arah penjuru (atas, bawah, kanan,kiri, depan, belakang), tidak seperti
makhluk-Nya yang diliputi oleh enam arah penjuru tersebut" (lihat al
'Aqidah ath-Thahawiyyah karya al Imam Abu Ja'far ath-Thahawi)
Hal ini merupakan ijma' ulama Islam seluruhnya, maka barang siapa
yang berkeyakinan bahwa Allah bertempat dan berarah di atas atau semua arah
maka ia telah jatuh pada kekufuran.
BAB III
Penutup
Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat
perjalanan isra' mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit
sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj
benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah
rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-Isra:60) dan
menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada Rasulullah SAW.
Makna penting isra' mi'raj bagi
ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian perintah salat wajib lima waktu.
Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai ibadah utama dalam Islam. Salat mesti
dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia kaya maupun miskin, dia sehat maupun
sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang
mampu secara ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang
sehat badannya dan mampu keuangannya.
Salat lima kali sehari semalam yang
didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas kehidupan, mestinya mampu
membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah mengingatkan:
"Bacalah apa yang telah
diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.
Al-Ankabut:45)
Daftar Pustaka
• Kitab Nurul
Yaqiin Fii siirati Sayyidil Mursalin,karya Syekh Muhammad Al-Khudhari Bek .
• Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
• Perlengkapan
Tarikh Nabi Muhammad,karya K.H Moenawar Chalil
• Muhammad Haekal, Perjalanan Sejarah Nabi.
• http://www.shiar-islam.com/doc8.htm
Wow, makasih yaa atas informasi/Makalah nya. Karena aku ada tugas Makalah tentang Isro' Mi'roj.
BalasHapusmantap
BalasHapusTerima kasih, sangat lengkap dan bermanfaat
BalasHapusPaling itu berapa lembar kak?
BalasHapusTerima kasih.. Lengkap dan bermanfaat
BalasHapusJazakallah Khairan...
Link nya kak
BalasHapus