Minggu, 24 Juni 2012

Syiah Zaidiyah


Golongan Zaidiyah disandarkan kepada Zaid ibnu Zainal Abidin ibnu  Husein ibnu Ali r.a. Pada masa itu Zaid menetapkan syarat-syarat  yang harus dipenuhi oleh seseorang agar mendapat pengakuan sebagai Imam. Diantara syarat-syarat tersebut adalah :
        Keturunan Ali dan istrinya, Fatimah
        Berpengetahuan luas
        Zahid
        Berani
        Dermawan, dan
        Berusaha menuntut haknya atau jabatan tersebut.
Jika seseorang telah memenuhi kelima syarat diatas, tetapi tidak menuntut haknya untuk menjadi Imam tersebut, maka ia bukanlah Imam dan boleh mengangkat orang lain sebagai Imam. Berdasarkan syarat-syarat tersebut, maka Zaid mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin Khotob, walaupun ketika itu  ada Ali bin Abi Thalib. Hal itu dikarenakan Ali tidak berusaha menuntut dan mempertahankan haknya sebagai khalifah.
            Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan itu, Zaid sendiri ingin menjadi seorang yang alim dan berpengetahuan luas. Oleh karena itu ia mulai menuntut ilmu kepada ulama-ulama pada masa itu. Hal ini juga dilatarbelakangi oleh  ucapan-ucapan para pengaku Syi’ah yang mengatakan bahwa imam akan memperolaeh wahyu dan pelajaran langsung dari Tuhan. Itulah sebabnya Ia belajar kepada Washil ibnu ‘Atho’. Dari beliaulah  Zaid memperoleh prinsip-prinsip mu’tazilah dan mulai mencari pendukung serta mulai berdakah.
            Tetapi sayangnya Zaid melakukan kesalahan seperti pendahulunya, yakni mengambil pendukung dari penduduk Kuffah. Padahal keluarganya  dan kerabatnya telah menasehati dan mengingatkan  agar berhati-hati dengan penduduk Kuffah. Hal ini terbukti setelah  Zaid memproklamirkan pemberontakannya,dan seperti biasanya, penduduk Kuffah mulai menjauhinya.
            Pada tahun 122 H, Zaid tewas dalam pertempuran melawan Yusuf ibnu Umar, Gubernur yang diangkat oleh Khalifah Hisyam untuk daerah Irak. Putranya yang bernama Yahya ibnu Zaid melarikan diri dari pertempuran ke Khurasan, kemudian melarikan diri lagi  ke Balch. Disana dia  menyusun kekuatan dan melakukan Pemberontakan. Namun ia bernasib sama dengan ayahnya. Ia tewas dan Dibakar pada tahun 125 H pada masa pemerintahan Khalifah Walid ibnu Yazid. Sepeninggal Yahya ibnu  Zaid, golongan Zaidiyah kocar-kacir ,hingga akhirnya muncullah Nashir Al-Athrusy di Negri Dailam di Thabaristan. Saat itu penduduk Negri Dailam belum masuk islam, Kemudian Nashir mengajak mereka untuk masuk islam atas Madzhab Zaidiyah. Penduduk Dailam menerima ajakan tersebut sehingga tersiarlah Madzhab Zaidiyah di daerah tersebut.
 Madzhab Zaidiyah adalah madzhab yang terdekat dengan Madzhab Ahlussunnah, sebab mereka mengakui dan membolehkan kekhalifahan Abu Bakar dan Umar, serta tidak mencaci kedua pemimpin tersebut. Mereka tidak menganut pendapat seperti yang dianut Golongan Imamiyah bahwa jabatan imamah khusus bagi putra Ali dari istrinya, Fatimah. Akibat buruk dari sikap Zaidiyah tersebut adalah melemahnya  golongan  mereka, karena para ghulah tidak senang terhadap sikap semacam itu. Sedangkan dampak baiknya adalah terhindarnya Madzhab Zaidiyah dari penyelewengan, sehingga tidak banyak terpengaruh dibandingkan  golongan-golongan Syi’an lainya. Karena para ghulah tersebut menjauhkan diri dari Madzhab Zaidiyah dan  mereka tidak sempat mengotorinya dengan bermacam-macam pemalsuan.
Syi’ah merupakan tempat berlindung yang paling aman bagi para musuh-musuh Islam. Dibawah kedok Syi’ah itulah muncul pikiran-pikiran yang sesat lagi menyesatkan serta bid’ah yang banyak macamnya. Itulah sebabnya mengapa orang-orang yang benar-benar cinta dan ikhlas terhadap islam menjauhkan diri dari Madzhab Syi’ah. Mereka tidak sudi menggabungkan diri kepada suatu golongan yang mempertuhankan Ali atau yang mengkafirkan sahabat-sahabat Rosulullah. Jadi Golongan Zaidiyah berdiri di tengah-tengah golongan orang-orang yang ikhlas terhadap islam dan golongan Syi’ah Hakikiyah.
Diriwayatkan bahwa pemimpin-pemimpin Syi’ah pernah mengadakan pertemuan dengan Zaid. Dan mereka mengajukan pertanyaan kepadanya : “Apa pendapatmu tentang Abu Bakar dan Umar?”, Zaid menjawab, “Semoga Allah mengampuni dan merahmati mereka, belum pernah aku mendengar seorangpun dari keluargaku yang berlepas diri dari mereka berdua, atau mengatakan sesuatu yang tidak baik mengenai mereka. Ucapan yang paling keras yang dapat kukatakan tentang mereka ialah kita lebih berhak dari semua orang untuk mewarisi kekuasaan Rosulullah saw, dan mereka telah mengambil kekuasaan tersebut untuk diri mereka dan mengesampingkan kita. Akan tetapi perbuatn mereka yang demikian itu menurut pendapat kami belumlah mengkafirkan mereka.”
            Jawaban Zaid tersebut tidak menyenangkan hati para ghulah. Mereka lalu meninggalkan Zaid dan menggabungkan diri kepda golongan-golongan Syi’ah yang lain, sehingga pengikut-pengikut Zaid makin sedikit jumlahnya. Namun peristiwa itulah yang menyebabkan Madzhab Zaidiyah terhindar dari penyelewengan. Faktor lain yang menyebabkan lemah dan terhindarnya Madzhab Zaidiyah dari penyelewengan adalah Zaid bersedia mengangkat senjata dan memasuki medan tempur. Sedangkan para ghullah sama sekali tidak suka peperangan. Mereka hanya ingin menyebarkan faham dan pikiran mereka tanpa bersedia mengorbankan darah mereka di medan tempur. Karena mereka hanya berpura-pura sebagai orang Syi’ah untuk maksud tertentu.
            Ilmu pengetahuan serta keberanian Zaid telah berjasa dalam menyelamatkan Madzhab Zaidiyah dari penyelewengan. Hal itu karena Zaid mengajak pengikut-pengikutnya untuk menganut pendapat-pendapat pribadinya. Ia menjelaskan pendapat-pendapatya itu kepada mereka dan juga menuliskannya. Dengan demikian, ia tidak memberi peluang dan kesempatan sedikitpun kepada para pengacau untuk mengacaukan dakwahnya dan mengotori pendapatnya itu. Namun pada, perkembangannya, Madzhab Zaidiyah kemasukan fikiran-fikiran yang merusak  madzhab tersebut. Yakni meninggalakn pendapat mereka tentang Imamatul-Mafdhul. Zadiyah juga ikut mencela para sahabat Rosulullah seperti yang dilakukan golongan Imamiyyah.
Title: Syiah Zaidiyah; Written by Unknown; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah membaca..dimohon masukannya ya.. :)